Free Sex Rambah Banda Aceh



BANDA ACEH – Pengakuanmengagetkandikatakan Wakil Wali Kota Banda Aceh, Hj Illiza Sa’aduddin Jamal SE, saatterima pengurus organisasi bungkusyarakatan (organisasi masyarakat) Islam di Kantor Wali Kota Banda Aceh, Rabu (20/3). Diaakuisudahtemukankasus free seks (sex bebas) yang mengikutsertakanbeberapa anakumur sekolah dan mereka asal dari luar Banda Aceh, tetapi tetapmasyarakat Aceh.
Illiza menerangkanmengenai free seks itu saatjawab pertanyaan peserta tatap mukaMenurut dia, free seks di Banda Aceh mengikutsertakanbeberapa anakumur sekolah. Diabahkan jugatelahbertanyainike sumber pertama dan yang berkaitanmemberitahujika anak itu asal dari keluarga broken home (ayah ibunya berpisah).

Saatmenerangkanhal tersebut, Illiza ditemani Sekda T Saifuddin TA, beberapapendamping, kabag, dan Kadis Syariat Islam Kota Banda Aceh. Dan dari kelompokorganisasi masyarakat Islam datang Ketua GP Ansor Aceh Samsul B Ibrahim, Zulfikar (Sekretaris), Juli Rahmad (Wakil Sekretaris), Tgk Muslim Hamdani, dan Ketua Ikatan Kader Ceramah Aceh (Iskada), Marwidin Mustafa.

Dijumpaisehabistatap muka, Wakil Wali Kota Banda Aceh ke Serambi menerangkanjikabeberapa anak yang terperosokkeusaha free seks itu akuiasal dari dua wilayah di pantai timur Aceh. Tetapi mereka ketangkapbekerja di Banda Aceh.

Awalnyasex bebas untukkebutuhanusahatersingkap di Kabupaten Bireuen. Tetapiberdasarpernyataan Illiza, usaha itu sekarang mulai memasuki Banda Aceh. Disamping itu, menurut Illiza, ada pulakasus homoseksual di Banda Aceh. “Saya akanbedah ini semua.Wargaharusberperanan aktif membedahnya,” tutur Illiza.

Untuk membasminya, karena itu Pemko Banda Aceh lakukan razia tertutup. Illiza tidak inginmemaparkansiapa saja yang diamankansaat razia, khususnyabeberapa anakagar yang berkaitandapatdibimbinglagi ke jalan yang betul.

Reratabeberapa anak yang ketangkap itu ialah mereka yang diberlakukan kasar dan keras oleh keluarganya. “Rerata anak itu hidupnya tidak normal, berekonomi kurang kuatdanbackground keluarganya broken home,” ujar Illiza.

Diamengharap ada pemantauan dari orangtuapadabeberapa anak mereka yang ada di Banda Aceh. Ditambahyang ada dirumah kontrakan, jauh dari saudara danpengamatan orang tuanya.

Pada pertemuan tersebut GP Ansor menyorotiperforma Pemko Banda Aceh. Kritikan yang dikatakansekitarperaturan Mawardy-Illiza dalam penerapan syariat Islam yang tetapbergelutpadaaturan pencitraan saja. Walau sebenarnya, menurut Samsul B Ibrahim, syariat Islam sebenarnyaialah bagaimana Pemko Banda Aceh sanggupmembuat investasi yang sehat dan promasyarakat lokal, dansediakanlapangan pekerjaan yang bagusagarmasyarakattidak kelaparan danmau tak maumengambil.

Ketua Iskada Aceh, Marwidin Mustafa menyorotimengenai pelanggaran syariat yang terjadi di Banda Aceh. “Ada seperti ketakutan jika syariat Islam diaplikasikankarena itu investor akan lari,” tutur Marwidin.

Pertanyaan yang lainadaberkaitanramainya free seks di Banda Aceh. Berkaitan free seks di Banda Aceh, Samsul mengharap Pemko Banda Aceh mengaturbeberapa rumahkost. “Penertiban telah kami kerjakandan kami meminta camat mengaturbeberapa rumahkostyang terdapat di Banda Aceh,” tutur Illiza.

Menurut Illiza, Pemko Banda Aceh telahjalankan syariat Islam di semuabarisBerbicara syariat Islam tidak cumapadafaktorancaman saja, tetapimeliputisegala hal. “Peraturan politik kami jadikan Banda Aceh menjadidaerah yang islami,” paparnya.

Syariat Islam yang telahdiaplikasikan Pemko Banda Aceh, tutur Illiza, berkaitan dengan moratorium akseptasi CPNS, reformasi birokrasi, shalat berjemaah di musalla pemko yang selalu penuh, danhal-hal lain. “Untuk Allah kami sungguh-sungguh dalam penegakan syariat Islam di kota ini,” begitu Illiza. (swa)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *